Maaf .. hanya itu
yang bisa kukatakan.
Maaf, jika aku
mengganggumu. Membuatmu tak nyaman, karena sifatku yang terlalu ekspresif. Maaf
jika aku membuatmu membenci diriku. Aku tak bermaksud sekalipun untuk mengusik
kehidupanmu yang selalu ingin kumiliki itu. Aku hanya .. hanya ingin setidaknya
kau menyadari kehadiranku. Tidak lebih.
Namun, sekali lagi
maaf jika kau benar-benar tidak ingin menyadarinya.
Karena itu
sekarang, aku benar-benar minta maaf jika rasaku telah berubah menjadi benci
seketika ku melihatmu. Entah itu karena penolakanmu atau hanya cara logikaku
untuk mengalahkan perasaanku.
Walaupun dengan
kebencian ini, kau justru menyadari keberadaanku. Aku tak tega melihatmu
memanggilku seperti itu, menatapku dengan kasihan. Tatapan yang selama ini
kubenci pertanda kau sedih.
Tolong .. aku
pergi bukan untuk membuatmu menjadi seperti ini. Aku pergi untuk membuatmu
bahagia. Untuk membuat tak ada lagi tersisa segala hal yang berhubungan
denganku yang mampu membuatmu bersedih, entah sebagai teman atau apapun itu.
Kembalilah menganggapku seperti tak ada, sebagai obat bagiku karena harus
meninggalkanmu. Aku melepasmu, aku membiarkanmu pergi, mengubur rasaku hanya agar
kau bahagia. Karena itu satu pintaku, Berbahagialah demi aku.
Tetaplah menjadi
laki-laki bodoh, polos dan ceria seperti 3 tahun yang lalu sewaktu aku mengenalmu.
Terimakasih untuk membolehkanku menjadikanmu alasan bagi setiap nafasku.
Ingatlah satu hal, aku tidak akan bisa dan pernah membencimu karena kau
tetaplah bayangan yang selalu memperkuat langkahku.
Sebisa mungkin
lupakan aku, meskipun aku tak akan pernah melupakanmu. Ketahuilah dari jauh, aku menyebut namamu
dalam setiap doa di nafas yang terembus. Hanya kebahagiaanmu.
I’m so sorry if I
love you ..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar